Pengantar Ilmu Sosial
Pendidikan IPS FITK-UIN Syahid Jakarta 2008
m. farid, M.Si
PARADIGMA dalam
ilmu sosial
Paradigma ilmiah
Paradigma = “Intelektual Komitmen”
(Citra fundamental dari pokok permasalahan suatu ilmu pengetahuan)
Apa yg harus dipelajari
Pernyataan apa yg harus dikemukakan
Kaidah apa yg harus diikuti dalam menemukan kebenaran (makna & teori)
Pengertian Paradigma (awal)
Robert Friedrichs :
“Pandangan mendasar dari satu disiplin Ilmu tentang apa yg menjadi pokok persoalan yg mestinya dipelajari“
Thomas Khun :
“Kerangka keyakinan (komitmen intelektual) yg terbatas dalam kegiatan keilmuan”
Skema Perubahan Paradigma (Thomas Khun)
Ilmu Pengetahuan berkembang dengan “Paradigmanya”
Paradigma I Normal Science Anomalics
(Pra Ilmu) (Ilmu Biasa)
Revolusi Krisis
Paradigma II Krisis Baru
(Ilmu Biasa Baru)
Paradigma Ilmu Sosial
• Positivisme (evolusionisme, neo-evolusionisme, fungsionalisme, neo-fungsionalisme, strukturalisme, materialisme budaya, antropologi psikologi)
• Interpretivisme (antropologi simbolik, fenomenologi, interaksi simbolik)
• Kritik (teori konflik, feminisme)
Positivisme
• Pendangan yg dipengaruhi empirisme filsafat
• Realitas sgl sesuatu yg dpt diterima akal, kenyataan berada di luar manusia, objektif, bersandar pada aturan, alamiah.
• Realitas didefenisikan sama oleh setiap orang dlm masyarakat
• Tujuannya mencari kebenaran dg cara generalisasi hukum-hukum (deduktif)
Ilmu Pengetahuan Menurut Positivisme
• Didasarkan pd aturan dan prosedur yg ketat, tdk spekulatif
• Bersifat deduktif, dari umum ke spesifik dan konkrit
• Bersifat nomotetis, bersandar pada hukum kausal
• Bersandarkan pd pengetahuan yg didasarkan pd akal
• Terpisah dari fakta yg berasal dari nilai (bebas nilai) – Sarantakos (1993)
Interpretivisme
• Inti gagasannya bhw anggota-2 masyr saling memiliki & menghayati bersama suatu sistem simbol dan makna (kebudayaan)
• Untuk beriteraksi seseorang memiliki gagasan yg dipercayai org lain, harapan & respon yg sama
• Kenyataan diciptakan oleh aktor melalui pemberian makna thd peristiwa
• Makna subjektif, keteraturan prilaku muncul sbg kovensi sosial
• Tujuannya memahami makna yang ada dibalik prilaku.
Ilmu Pengetahuan Menurut Interpretivismean
• Dasar unt memahami peristiwa & manusia bkn ilmu pengetahuan dlm arti positivisme, tetapi akal sehat
• Pendekatan induktif, dari konkrit ke umum (abstark)
• Bkn nomotetis, tetapi mengungkap kenyataan secara deskriptif
• Pengatahuan bkn dr akal saja, tetapi merupakan pemahaman makna dan interpretasi
• Tidak bebas nilai - (Sarantakos – 1993)
Kritikal
• Manusia berpotensi unt mencipta, kreatif, dan menyesuaikan
• Nmn ia dibatasi olh faktor sosial & kondisi, diekploitasi olh penguasa bhw kenyataan mereka sdh betul & dpt diterima
• Kenyataan diciptakan manusia, kenyataan tdk berada dlm keteraturan tetapi dalam konflik shg dunia selalu berubah
• Jika positivis percaya bhw realitas adl struktur objektif, dan interpretivis mlht-nya sbg struktur subjektif, maka kritikal berada di antara keduanya “meskipun makna subjektif itu penting, namum hubungan-2 objektif tdk dapat diabaikan
Lingkup Kajian Sosiologi
Objek kajiannya “masyarakat”. (Masih dalam kungkungan Filsafat Positivisme Comte dan H. Spencer)
Dipertegas Oleh Durkheim (dibawa ke dalam dunia empiris)
”Objek kajian sosiologi adalah ”Fakta Sosial”, yang mencakup struktur sosial dan pranata sosial”
Perkembangan Paradigma Sosiologi
Paradigma Fakta Sosial
(Berangkat dari kerangka berfikir Durkheim)
Paradigma Defenisi Sosial
(Berangkat dari kerangka berfikir Max Weber tentang “Tindakan Sosial”)
Paradigma Prilaku Sosial
(Memakai kerangka berfikir bhw prilaku yg berlangsung dlm satu lingkungan berpengaruh terhadap prilaku berikutnya)
Paradigma Antropologi
Kerangka besar Antropologi adalah: “Memahami manusia yang di dalamnya ada paradigma-2 khusus”
Dalam paradigma-2 itu ada fakta-2 & eksplanasi khusus yang membangun bentuk-bentuk kajian antropologi
Paradigma & Kerja Antropolog
Unt membangun pemahaman ilmiah ttg mausia ada 2 tugas antropolog :
Mengkonstruksi paradigma yg bermakna & produktif unt menjelaskan fenomena manusia;
Mempertajam paradigma tersebut dg analisis kritis dan komparatif
(Carol Ember; 1996)
Antropologi Ilmu Multiparadigma
Tdk ada kesepakan ttg jumlah paradigma Antropologi, namun setidaknya dapat kemukakan sebagai berikut :
Evolusionisme Klasik
Difusionisme
Partikularisme Historis (Franz Boas, Etnografi tertentu)
Struktural Fungsionaisme (R Brown, Analogi Biologi)
Strukturalisme (Levi-Strauss, Struktur pikiran mns cermin kbdy)
Antropologi Psikologi (*)
Materialisme Kebudayaan (*)
Evolusionisme Klasik
Menelusuri perkembangan kebudayaan sejak yg paling primitif sp yg mutakhir (kompleks).
(Lewis Hendri Morgan – 1977; Edwar B Taylor – 1871)
Lihat: Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, jilid I, Bab 3 hal 31;
Fedyani Saefuddin, Antropologi Kontemporer, Bab 4 hal 97
Difusionisme
Populer di Inggris & Jerman; Menjelaskan kesamaan-kesamaan dari berbagai kebudayaan; Tokoh:
Eropa, Fritz Graebner – 1971, Wilhelm Schmidt – 1939
Amerika, Clark Wissler – 1917, Alfred Kroeber – 1939
Lihat: Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, jilid I, Bab 6 hal 110;
Antropologi Psikologi
Muncul di Amerika (1920) dikenal dg ”Kebudayaan dan Kepribadian”
Mengekspresikan diri dlm 3 topik besar:
Hubungan kebudayaan dan hakikat manusia;
Hubungan kebudayaan dan kepribadian individu;
Hubungan kebudayaan dan tipe kepribadian khas masyarakat
Arah Kajian Antropologi Psikologi
1. Konsep-konsep dan teori-teori psikologi dikembangkan dalam realitas kebudayaan; (contoh: Gejala Masalah Akil Baligh; Margaret Mead)
2. Watak khas yang dipancarkan oleh satu kebudayaan atau komunitas; (contoh; Teori Pola Kebudayaan; Ruth F. Benedict)
Materialisme Kebudayaan
Berusaha menjelaskan sebab-2 kesamaan dan perbedaan sosial budaya
Tokoh:
Leslie White – 1959; Julian Steward – 1955
Dikenal juga dg “Neo-Evolusionisme” atau “Ekologi Budaya”
Terakhir dikembangkan oleh Marvin Haris – 1979.
Metode Ilmiah Antropologi
1. Pengumpulan Fakta
(observasi, catat, olah, deskripsi fakta-2 yang hidup)
* sifat kualitatif
* holistik
Metode Ilmiah Antropologi (Lanjutan…)
2. Penentuan Ciri Umum & Sistem
* klasifikasi, membandingkan
(cari ciri-2 yg sama, umum)
* induktif (dari khusus ke umum)
Metode Ilmiah Antropologi (Lanjutan…)
3. Verifikasi (Pengujian)
(menguji kaidah umum yang tlh dirumuskan atau memperkuat pengertian)
* deduktif (dr umum ke khusus)
* kualitatif, (pentingkan makna)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar