Selasa, 30 Juni 2009

PARADIGMA dalam ilmu sosial

Pengantar Ilmu Sosial
Pendidikan IPS FITK-UIN Syahid Jakarta 2008
m. farid, M.Si

PARADIGMA dalam
ilmu sosial

 Paradigma ilmiah
Paradigma = “Intelektual Komitmen”
(Citra fundamental dari pokok permasalahan suatu ilmu pengetahuan)
 Apa yg harus dipelajari
 Pernyataan apa yg harus dikemukakan
 Kaidah apa yg harus diikuti dalam menemukan kebenaran (makna & teori)
 Pengertian Paradigma (awal)
Robert Friedrichs :
“Pandangan mendasar dari satu disiplin Ilmu tentang apa yg menjadi pokok persoalan yg mestinya dipelajari“
Thomas Khun :
“Kerangka keyakinan (komitmen intelektual) yg terbatas dalam kegiatan keilmuan”
 Skema Perubahan Paradigma (Thomas Khun)
Ilmu Pengetahuan berkembang dengan “Paradigmanya”

Paradigma I Normal Science Anomalics
(Pra Ilmu) (Ilmu Biasa)

Revolusi Krisis


Paradigma II Krisis Baru
(Ilmu Biasa Baru)
 Paradigma Ilmu Sosial
• Positivisme (evolusionisme, neo-evolusionisme, fungsionalisme, neo-fungsionalisme, strukturalisme, materialisme budaya, antropologi psikologi)
• Interpretivisme (antropologi simbolik, fenomenologi, interaksi simbolik)
• Kritik (teori konflik, feminisme)
 Positivisme
• Pendangan yg dipengaruhi empirisme filsafat
• Realitas sgl sesuatu yg dpt diterima akal, kenyataan berada di luar manusia, objektif, bersandar pada aturan, alamiah.
• Realitas didefenisikan sama oleh setiap orang dlm masyarakat
• Tujuannya mencari kebenaran dg cara generalisasi hukum-hukum (deduktif)
 Ilmu Pengetahuan Menurut Positivisme
• Didasarkan pd aturan dan prosedur yg ketat, tdk spekulatif
• Bersifat deduktif, dari umum ke spesifik dan konkrit
• Bersifat nomotetis, bersandar pada hukum kausal
• Bersandarkan pd pengetahuan yg didasarkan pd akal
• Terpisah dari fakta yg berasal dari nilai (bebas nilai) – Sarantakos (1993)
 Interpretivisme
• Inti gagasannya bhw anggota-2 masyr saling memiliki & menghayati bersama suatu sistem simbol dan makna (kebudayaan)
• Untuk beriteraksi seseorang memiliki gagasan yg dipercayai org lain, harapan & respon yg sama
• Kenyataan diciptakan oleh aktor melalui pemberian makna thd peristiwa
• Makna subjektif, keteraturan prilaku muncul sbg kovensi sosial
• Tujuannya memahami makna yang ada dibalik prilaku.
 Ilmu Pengetahuan Menurut Interpretivismean
• Dasar unt memahami peristiwa & manusia bkn ilmu pengetahuan dlm arti positivisme, tetapi akal sehat
• Pendekatan induktif, dari konkrit ke umum (abstark)
• Bkn nomotetis, tetapi mengungkap kenyataan secara deskriptif
• Pengatahuan bkn dr akal saja, tetapi merupakan pemahaman makna dan interpretasi
• Tidak bebas nilai - (Sarantakos – 1993)
 Kritikal
• Manusia berpotensi unt mencipta, kreatif, dan menyesuaikan
• Nmn ia dibatasi olh faktor sosial & kondisi, diekploitasi olh penguasa bhw kenyataan mereka sdh betul & dpt diterima
• Kenyataan diciptakan manusia, kenyataan tdk berada dlm keteraturan tetapi dalam konflik shg dunia selalu berubah
• Jika positivis percaya bhw realitas adl struktur objektif, dan interpretivis mlht-nya sbg struktur subjektif, maka kritikal berada di antara keduanya “meskipun makna subjektif itu penting, namum hubungan-2 objektif tdk dapat diabaikan
 Lingkup Kajian Sosiologi
 Objek kajiannya “masyarakat”. (Masih dalam kungkungan Filsafat Positivisme Comte dan H. Spencer)
 Dipertegas Oleh Durkheim (dibawa ke dalam dunia empiris)
”Objek kajian sosiologi adalah ”Fakta Sosial”, yang mencakup struktur sosial dan pranata sosial”
 Perkembangan Paradigma Sosiologi
 Paradigma Fakta Sosial
(Berangkat dari kerangka berfikir Durkheim)
 Paradigma Defenisi Sosial
(Berangkat dari kerangka berfikir Max Weber tentang “Tindakan Sosial”)
 Paradigma Prilaku Sosial
(Memakai kerangka berfikir bhw prilaku yg berlangsung dlm satu lingkungan berpengaruh terhadap prilaku berikutnya)
 Paradigma Antropologi
Kerangka besar Antropologi adalah: “Memahami manusia yang di dalamnya ada paradigma-2 khusus”

Dalam paradigma-2 itu ada fakta-2 & eksplanasi khusus yang membangun bentuk-bentuk kajian antropologi
 Paradigma & Kerja Antropolog
Unt membangun pemahaman ilmiah ttg mausia ada 2 tugas antropolog :
 Mengkonstruksi paradigma yg bermakna & produktif unt menjelaskan fenomena manusia;
 Mempertajam paradigma tersebut dg analisis kritis dan komparatif
(Carol Ember; 1996)
 Antropologi Ilmu Multiparadigma
Tdk ada kesepakan ttg jumlah paradigma Antropologi, namun setidaknya dapat kemukakan sebagai berikut :
 Evolusionisme Klasik
 Difusionisme
 Partikularisme Historis (Franz Boas, Etnografi tertentu)
 Struktural Fungsionaisme (R Brown, Analogi Biologi)
 Strukturalisme (Levi-Strauss, Struktur pikiran mns cermin kbdy)
 Antropologi Psikologi (*)
 Materialisme Kebudayaan (*)
 Evolusionisme Klasik
Menelusuri perkembangan kebudayaan sejak yg paling primitif sp yg mutakhir (kompleks).
(Lewis Hendri Morgan – 1977; Edwar B Taylor – 1871)
Lihat: Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, jilid I, Bab 3 hal 31;
Fedyani Saefuddin, Antropologi Kontemporer, Bab 4 hal 97
 Difusionisme
Populer di Inggris & Jerman; Menjelaskan kesamaan-kesamaan dari berbagai kebudayaan; Tokoh:
Eropa, Fritz Graebner – 1971, Wilhelm Schmidt – 1939
Amerika, Clark Wissler – 1917, Alfred Kroeber – 1939
Lihat: Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, jilid I, Bab 6 hal 110;
 Antropologi Psikologi
Muncul di Amerika (1920) dikenal dg ”Kebudayaan dan Kepribadian”
Mengekspresikan diri dlm 3 topik besar:
 Hubungan kebudayaan dan hakikat manusia;
 Hubungan kebudayaan dan kepribadian individu;
 Hubungan kebudayaan dan tipe kepribadian khas masyarakat
 Arah Kajian Antropologi Psikologi
1. Konsep-konsep dan teori-teori psikologi dikembangkan dalam realitas kebudayaan; (contoh: Gejala Masalah Akil Baligh; Margaret Mead)
2. Watak khas yang dipancarkan oleh satu kebudayaan atau komunitas; (contoh; Teori Pola Kebudayaan; Ruth F. Benedict)
 Materialisme Kebudayaan
Berusaha menjelaskan sebab-2 kesamaan dan perbedaan sosial budaya
Tokoh:
Leslie White – 1959; Julian Steward – 1955
Dikenal juga dg “Neo-Evolusionisme” atau “Ekologi Budaya”
Terakhir dikembangkan oleh Marvin Haris – 1979.
 Metode Ilmiah Antropologi

1. Pengumpulan Fakta
(observasi, catat, olah, deskripsi fakta-2 yang hidup)
* sifat kualitatif
* holistik
 Metode Ilmiah Antropologi (Lanjutan…)
2. Penentuan Ciri Umum & Sistem
* klasifikasi, membandingkan
(cari ciri-2 yg sama, umum)
* induktif (dari khusus ke umum)
 Metode Ilmiah Antropologi (Lanjutan…)
3. Verifikasi (Pengujian)
(menguji kaidah umum yang tlh dirumuskan atau memperkuat pengertian)

* deduktif (dr umum ke khusus)
* kualitatif, (pentingkan makna)

Tidak ada komentar: